TENTANG RAMBUTAN

Palangka Raya,

Assalamualaikum, ^_^

Bicara tentang Rambutan, pada zaman dahulu kala... :)) 
Di zaman saya masih duduk di kelas 4 SD, buah ini menjadi santapan pokok saya hampir setiap hari dimusimnya. Nenek saya memiliki lahan kebun yang cukup luas untuk tumbuhnya beberapa batang pohon Rambutan ini. Karena hanya ada saya dan Nenek, alhasil buahnya yang sangat berlimpah ini menjadi wilayah kekuasaan saya seorang. ^_^

Buah rambutan berdasarkan rasa, ketebalan dan kemampuannya bertahan serta menghasilkan buahnya memiliki berbagai macam jenis. Sebenarnya saya adalah termasuk orang yang hanya mengenali rasa tanpa nama, hehehe... asal seger main maem ajah :)) . Simak yuk beberapa jenis rambutan yang saya ketahui,

1. Rambutan Aceh

Kembali berdasarkan,... Nenek menjelaskan pada saya dahulu bahwa rambutan yang paling rajin berbuah di samping rumahnya (tepatnya di sebelah barat rumah tinggal)  adalah Rambutan Aceh. Buahnya lebih sering terlihat hijau kekuningan kadang berwarna orange sampai kemerahan. Jarang sekali buah rambutan di samping rumah bisa bertahan di pohon sampai berwarna merah. Entah karena saya dan teman-teman serta tetangga yang sudah tidak sabar memetiknya sebelum memerah atau memang warna dari sananya demikian. Apalagi pohonnya tidak terlalu tinggi sehingga sangat mudah bagi kami menggayuhnya tanpa perlu bantuan galah. 

Buah ini sangat manis dan segar..walaupun masih hijau, dagingnya tebal dan bisa mengelupas dari bijinya (kami menyebutnya "ngelontok") bahkan kulit bijinya bisa menempel pada daging buahnya, atau biasa disebut berpelat. Buah berbentuk bulat banget  dan kecil  ini sering di simpan nenek sampai lebih dari seminggu bahkan sampai sepuluh hari, apabila hasil buahnya sangat melimpah. Rasanya tidak berubah, tetap maniiiis dan renyah, bahkan bisa lebih manis. Hanya saja kerenyahannya mulai sedikit berkurang, tidak seperti ketika pertama kali memanennya. Jempol deh masalah rasa, bahkan saya bisa menghabiskan lebih dari sepuluh biji sekali ambilan, hehehe...  dan tetap bersih tidak belepotan, karena rambutan ini cenderung kering. Sayangnya rambutan aceh milik nenek saya ini pohonnya sekarang sudah tuaaaa sekali dan hanya mampu berbunga, andaikan berbuah paling bisa di hitung jari kaki dan tangan saja, tetapi tetap kami tidak tega menebangnya, walaupun daunnya minimal banget tetap saja keberadaannya bisa menjadi tempat berteduh ayam dan mentok peliharaan ibu saya xexexe....  rambutan di pohon sih ada pictnya, cuman yang dh di simpen lama saya ga punya (mana tahan gituu...segera amblas sebelum mencapai umur sehari, hehe maklum sekeluarga doyan semua). Akan tetapi ada satu link yang baik hati yang membagikan gambarnya,  yo..Cap cus ciiint...ini dia...!!

Rambutan Aceh yang masih di atas pohon (punya tetangga ^_^)
tinggal metik aja, gak perlu pake galah 

Rambutan Aceh yang sudah berusia beberapa hari
sumber gambar : http://www.binagro.com/rambutan-aceh-pelatrapiah/


2. Rambutan Sinyonya
Sementara di depan rumah nenek, tumbuh juga dua batang pohon rambutan, kali ini rasanya tidak terlalu manis, cenderung asam dan sangat segar dengan kandungan air yang banyak, dengan hasil buah yang tidak selebat rambutan aceh. Warnanya bisa sangat merah yang terang namun tidak jarang hingga memerah tua dan sangat menggoda selera. Apabila sudah merah tua, maka rasanya berubah menjadi sangat manis...srlurrp...kandungan airnya sangat banyak dan segar sekalu. Mungkin karena pohonnya yang sangat tinggi sehingga buah ini lumayan bertahan lama di tempatnya, hehehe... ( bingung nyari galah dulu ) 
Buah ini lebih besar dibandingkan rambutan aceh, berbentuk bulat lonjong, dagingnya sedikit lembek dan menempel kuat pada bijinya. Kalau sudah menikmati rambutan yang satu ini, hmmm... di jamin basah kuyup dan lengkeeet jemari tangan saya, ^_^   suegerrr maximal..!

Rambutan Sinyonya sebut nenek saya, entah darimana asal nya dia bisa tumbuh di depan rumah, nenek tidak merasa menanamnya, hanya mengaku merawatnya. Syukurlah nenek merawatnya, kami cucu-cucunya jadi bisa merasakan berbagai jenis rambutan tanpa harus mengeluarkan kocek banyak, sepuasnya lagi..hehe. ..terimakasih nenekku sayang. (Nenek saya telah berpulang ke Rahmatullah pada tanggal 5 September 2013 lalu, pada hari Kamis tepat pukul 18.00 WIB. Semoga segala amal dan kebaikanmu diterima Allah SWT dan engkau ditempatkan di sisinya yang mulia ya nek, serta diampuni segala kesalahan dan dosamu, aamiin.) Jadi sedih ingat nenek, tapi kami semua telah merelakan kepergiannya dengan ikhlas.

Kem...mbali ke ....Rambutan Sinyonya...!, seperti Rambutan Aceh milik nenek saya, Pohon ini batangnya telah menua dan tidak lagi berbuah, hanya daunnya yang masih sangat lebat, jadi masih di pelihara di depan rumah untuk adem-ademan..:)) . Untuk penampakan Rambutan Sinyonya.. let's see the picture below..

Rambutan Sinyonya yang udah mateng maximal
Rambut Sinyonya yang matengnya masih minimal,
tapi dah siap maem, mmm...^_^

3. Rambutan Binjai
Satu lagi buah rambutan yang membantu tumbuh kembang saya di bawah pengawasan Nenek saya, hehe...
Rambutan ini sedikit mirip tampilan luarnya dengan rambutan Sinyonya, kulit buahnya berwarna merah terang sebulu-bulunya dan jika tua berwarna merah tua, dengan bentuk bulat sedikit lonjong, besarnya sedikit lebih kecil dibandingkan rambutan Sinyonya dan lebih besar dibandingkan Rambutan Aceh. Rasanya..... mmmmm ... Maniiis banget, meskipun belum berwarna merah tua, dagingnya tebal, renyah, ngelontok dari bijinya dan tidak terlalu berair. Tapi sayang sekali...'_' , hasil buahnya kalah melimpah jika dibandingkan rambutan aceh dan rambutan sinyonya. Namanya adalah...Rambutan Binjai..(teng..terenten teng...)

Walaupun hasilnya tidak semelimpah rambutan aceh,.. tapi saya tidak kawatir, tidak bisa makan sepuas-puasnya.. karena nenek tidak pernah menjual buahnya. Beliau sangat mengerti bahwa cucunya sangat menyukai buah Rambutan Binjai ini, hehe... jadi nenek hanya menjual hasil kebun yang lainnya...^_^

Rambutan Binjai ini ternyata sangat sering terlihat di lapak para penjual buah, terutama penjual buah musiman yang dadakan, usut punya usut, jenis yang satu ini konon yang paling disukai masyarakat dan termasuk varietas unggul looh...(tidak heran..saya pun sangat menyukai rasanya..:))

Rambutan Binjai milik nenek tumbuh di sebelah timur rumah tinggal, lebih dekat dengan jalan raya.pohonnya pendek, seperti pohon rambutan aceh, akan tetapi memiliki body lebih langsing. Sayang sekali Rambutan Binjai milik nenek umurnya tidak panjang, entah karena tempat tumbuhnya di tanah yang kurang pas, perawatan yang salah.. atau memang umurnya yang pendek, sehingga rambutan ini sudah lama mati, dan tidak lagi menjadi penghuni kebun nenek.
beberapa kali mengupayakan tanam ulang dengan cara di cangkok ternyata hasilnya tak seperti indukannya. Ya sutralah...akhirnya beli aja sama amang penjual binjai...^_^ . Pastinya anda sudah kenal dong dengan buah rambutan yang populer ini,..cek yuuk...!
cekidoot..!!

Rambutan Binjai yang super maniiss.

Rambutan Binjai menggoda selera untuk di makan
Sumber gambar: http://h5h-isnaini.blogspot.com/2012/02/rambutan.html

Wah mengulas tentang rambutan ..jadi kepingin rambutan lagi... sekian dulu ya.. tentang jenis rambutan penghuni kebun nenek ....
saya ingin maem rambutan dulu... okey..see you...
bye..bye...
Wassalam wr. wb.

Komentar